BANDUNG Peristiwa Bandung Lautan Api (BLA) terjadi pada 24 Maret 1946. Saat itu, warga membakar kotanya demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Dalam buku Bandung 1945-1946 (2019) karya Egi Azwul Fikri, peristiwa ini dilatarbelakangi beberapa hal.. Di antaranya tuntutan Brigade Mac Donald terhadap masyarakat Bandung untuk menyerahkan semua senjata Jepang yang sudah dilucuti
March2013. Construction cost. Rp 545 billion. Architect. Penta Architecture. Tenants. Persib Bandung (2016--Present) Gelora Bandung Lautan Api Stadium ( Indonesian: Stadion Gelora Bandung Lautan Api, literally means "Bandung Sea of Fire Sports Arena Stadium"), is a stadium used mostly for association football matches and also for
ViewBandung Lautan ECE MISC at University of Kentucky. BANDUNG LAUTAN API Peristiwa Bandung Lautan Api adalah peristiwa kebakaran besar yang terjadi di kota Bandung, provinsi Jawa
JejakPerjuangan "Bandung Lautan Api" membawa kita menelusuri kembali berbagai kejadian di Bandung yang berpuncak pada suatu malam mencekam, saat penduduk melarikan diri, mengungsi, di tengah kobaran api dan tembakan musuh.Sebuah kisah tentang harapan, keberanian dan kasih sayang. (MP3) di hadapan semua kekuatan perjuangan, pada tanggal 24
BandungLautan Api Peristiwa Bandung Lautan Api adalah peristiwa kebakaran besar yang terjadi di kota Bandung, provinsi Jawa Barat, Indonesia pada 24 Maret 1946. Dalam waktu tujuh jam, sekitar 200.000 penduduk Bandung [1] membakar rumah mereka, meninggalkan kota menuju pegunungan di daerah selatan Bandung.
Tempatnyadi Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA). Pertemuan ini sangat krusial bagi kedua tim, jika ingin lolos ke perempatfinal Piala Presiden 2022. Hasil imbang bakal membawa Persib Bandung
BandungLautan Api Atau Bandung Lautan Asmara. Bandung Lautan Asmara Youtube видео WikiBit me. Bandung Lautan Asmara Dua 2 oleh Ramdhani Nur. Filem Bandung Lautan Asmara Lagu MP3 Video MP4 amp 3GP. BANDUNG LAUTAN ASMARA cinta terlarang YouTube VCD BANDUNG LAUTAN ASMARA II BANTING HARGA DETIKNEWS APRIL 26TH, 2018 - VCD BANDUNG
2pLo. JAKARTA, - Hari ini, 77 tahun yang lalu, api berkobar di seluruh Bandung. Si jago merah melahap rumah-rumah penduduk dan banyak bangunan vital, membumihanguskan sudut-sudut Kota Kembang. Sejarah kini mencatat peristiwa tersebut sebagai Bandung Lautan Api, jerih payah para pejuang mempertahankan kemerdekaan mula Peristiwa Bandung Lautan Api bermula dari datangnya tentara Sekutu yang dibonceng tentara NICA Belanda ke Bandung, Jawa Barat, 12 Oktober 1945. Saat itu, Indonesia baru 2 bulan memproklamirkan kemerdekaan sehingga kondisi pertahanan dan keamanan Tanah Air belum cukup stabil. Baca juga Merawat Kemerdekaan dan Menjaga Kedaulatan Negara di Udara Mengutip buku Bandung 1945-1946 2019 karya Egi Azwul Fikri, kedatangan Sekutu memicu kemarahan rakyat. Bagaimana tidak, Sekutu di bawah Brigade Mac Donald menuntut agar semua senjata di tangan penduduk Bandung yang sebelumnya dilucuti oleh para pemuda dari tentara Jepang diserahkan ke pihak Sekutu. Tentara Sekutu juga membangun markas di sejumlah hotel di sudut-sudut Kota Bandung. Rakyat pun dibuat naik pitam. Akhirnya, 21 November 1945 malam, Tentara Keamanan Rakyat TKR serta badan-badan perjuangan melancarkan serangan ke markas-markas Sekutu di Bandung Utara. Tak menyerah, tiga hari setelah serangan tersebut, Brigade Mac Donald mengultimatum rakyat agar mengosongkan Bandung Utara selambat-lambatnya pada 29 November 1945. Baca juga Cerita Pejuang Kemerdekaan di Garis Belakang, Terpaksa Curi Buah untuk Perbekalan Tentara hingga Tukar Beras dengan Senjata Jepang Sekutu juga membagi Kota Bandung menjadi dua wilayah, Bandung Utara untuk wilayah kekuasaan mereka dan Bandung Selatan buat pemerintah RI. Situasi kian memanas. Ultimatum itu dijawab pasukan Indonesia dengan mendirikan pos-pos gerilya di berbagai titik. Selama bulan Desember terjadi beberapa pertempuran di berbagai tempat, antara lain Cihaurgeulis, Sukajadi, Pasir Kaliki, dan awal tahun 1946, pertempuran berkobar semakin sporadis. Kemarahan rakyat kian memuncak sehingga Tentara Republik Indonesia TRI, TNI saat itu, menjalankan operasi pembumihangusan Bandung. Baca juga Saat Presiden Soekarno Menutup Kuping Dengar Musik Ngak Ngik Ngok... Bandung Lautan Api Operasi pembumihangusan Bandung diputuskan setelah melalui pembahasan yang panjang. Dilansir dari laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Sekutu yang semakin terdesak oleh perlawanan rakyat mencoba mendekati petinggi pemerintahan RI. Pada 23 Maret 1946, mereka mengultimatum Perdana Menteri Syahrir agar selambat-lambatnya pukul WIB tanggal 24 Maret 1946 pasukan Indonesia meninggalkan Bandung Selatan sejauh 10-11 kilometer dari pusat kota. Pemerintah RI menolak ultimatum tersebut. Mustahil memindahkan ribuan pasukan dalam waktu singkat. Perwakilan aparat Tanah Air sempat melakukan negosiasi dengan Sekutu agar batas ultimatum ditunda, namun Sekutu menolak. Akhirnya, melalui musyawarah Madjelis Persatoean Perdjoangan Priangan MP3, TRI, aparat pemerintahan, dan para pemimpin laskar perjuangan sepakat untuk membumihanguskan Bandung sebelum meninggalkan kota tersebut. Benar saja, 24 Maret 1946 pukul WIB, operasi dimulai. Gedung pertama yang diledakkan ialah Bank Rakyat. Disusul dengan pembakaran sejumlah wilayah seperti Banceuy, Cicadas, Braga, dan Tegalega. Anggota TRI juga membakar asrama-asrama mereka. Baca juga Kilas Balik Mundurnya Presiden Soeharto, 21 Mei 1998 Pembakaran itu digerakkan oleh penduduk dalam waktu 7 jam. Setelahnya, mereka beramai-ramai meninggalkan Bandung yang memerah dilalap api. Bandung pun luluh lantak bersisa puing dan abu. Akibatnya, Kota Kembang tak bisa dipakai oleh Sekutu sebagai markas militer. Pertempuran, pengosongan, dan pembumihangusan Bandung menjadi sejarah besar. Penduduk Bandung terpaksa meninggalkan rumah, harta, dan tempat mereka bernaung demi mempertahankan kemerdekaan Tanah Air. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Siapa yang tidak pernah mendengar istilah Bandung Lautan Api? Peristiwa bandung lautan api merupakan salah satu peristiwa sejarah yang sangat populer. Peristiwa sejarah ini terjadi saat Indonesia sedang menghadapi upaya untuk mempertahankan kemerdekaannya pasca proklamasi kemerdekaan tahun 1945. Bandung Lautan Api adalah sebuah sebutan untuk peristiwa terbakarnya kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, Indonesia dalam upaya menjaga kemerdekaan Indonesia. Pembakaran ini dilakukan oleh masyarakat Bandung sebagai bentuk respon atas ultimatum oleh sekutu yang memerintahkan untuk mengosongkan Bandung. Peristiwa Bandung Lautan Api terjadi pada bulan Maret 1946. Sejarah besar ini dilakukan oleh para masyarakat Bandung yang jumlahnya sekitar orang. Dalam waktu tujuh jam, mereka melakukan pembakaran rumah serta harta benda mereka sebelum akhirnya pergi meninggalkan Bandung. Latar Belakang Bandung Lautan Api Peristiwa Bandung Lautan Api ini dilatarbelakangi oleh banyak hal, yaitu Brigade Mac Donald atau sekutu menuntut para masyarakat Bandung agar menyerahkan seluruh senjata dari hasil pelucutan jepang kepada pihak sekutu. Sekutu mengeluarkan ultimatum yang berisi memerintahkan agar kota Bandung bagian utara dikosongkan dari masyarakat Indonesia paling lambat tanggal 29 November 1945. Sekutu membagi Bandung menjadi dua sektor, yaitu sektor utara serta sektor selatan. Rencana pembangunan kembali markas sekutu di Bandung. gambar via Jago Sejarah ilustrasi foto dengan perkiraan warna Peristiwa Bandung Lautan Api ini dilatarbelakangi oleh banyak hal, yaitu Brigade Mac Donald atau sekutu menuntut para masyarakat Bandung agar menyerahkan seluruh senjata dari hasil pelucutan jepang kepada pihak sekutu. Sekutu mengeluarkan ultimatum yang berisi memerintahkan agar kota Bandung bagian utara dikosongkan dari masyarakat Indonesia paling lambat tanggal 29 November 1945. Sekutu membagi Bandung menjadi dua sektor, yaitu sektor utara serta sektor selatan. Rencana pembangunan kembali markas sekutu di Bandung. Kronologi Terjadinya Bandung Lautan Api Kronologi Bandung Lautan Api bisa dirunut dari peristiwa saat pasukan sekutu mendarat di Bandung. Pasukan Inggris bagian dari Brigade MacDonald tiba di Bandung pada Oktober 1945. Para pejuang Bandung saat itu tengah gencar-gencarnya merebut senjata serta kekuasaan dari tangan Jepang. Hubungan pemerintah RI dengan sekutu juga sedang tegang. Di saat seperti itu, pihak sekutu menuntut agar seluruh senjata api yang ada di tangan masyarakat, kecuali TKR serta polisi, diserahkan pada pihak sekutu. Tetapi, sekutu yang baru tiba ini meminta pihak Indonesia untuk menyerahkan seluruh senjata hasil pelucutan Jepang ini. Hal ini ditegaskan lewat ultimatum yang dikeluarkan pihak Sekutu. Isi ultimatum itu yaitu agar senjata hasil pelucutan Jepang segera diserahkan pada Sekutu serta masyarakat Indonesia segara mengosongkan kota Bandung paling lambat tanggal 29 November 1945 dengan alasan untuk keamanan rakyat. ilustrasi foto dengan perkiraan warna Ditambah lagi, orang- orang Belanda yang baru dibebaskan dari kamp tawanan juga mulai melakukan tindakan-tindakan yang mengganggu keamanan rakyat. Hal semacam ini juga semakin mendorong adanya bentrokan bersenjata pada Inggris serta TKR Tentara Keamanan Rakyat jadi tidak dapat dijauhi. Saat malam tanggal 21 November 1945, TKR serta sebagian badan perjuangan Indonesia melancarkan serangan pada kedudukan-kedudukan Inggris di wilayah Bandung bagian utara. Hotel Homann serta Hotel Preanger yang dipakai musuh sebagai markas juga tidak luput dari serangan. Ultimatum oleh MacDonald Menanggapi serangan ini, tiga hari kemudian, MacDonald menyampaikan ultimatum pada Gubernur Jawa Barat. Ultimatum ini berisi agar Bandung Utara dikosongkan oleh masyarakat Indonesia, termasuk juga dari pasukan bersenjata. Masyarakat Indonesia yang mendengar ultimatum ini tak menghiraukannya. Karena itu, pecahlah pertempuran pada sekutu serta pejuang Bandung di tanggal 6 Desember 1945. Lalu, di tanggal 23 Maret 1946, sekutu kembali mengulang ultimatumnya. Sekutu memerintahkan agar TRI Tentara Republik Indonesia segera meninggalkan kota Bandung. Mendengar ultimatum itu, pemerintah Indonesia di Jakarta kemudian menginstrusikan agar TRI mengosongkan kota Bandung untuk keamanan rakyat. Walau demikian, perintah ini berbeda dengan yang diberikan dari markas TRI di Yogyakarta. Dari Yogyakarta, keluar instruksi agar terus bertahan di Bandung. Dalam masa ini, sekutu juga membagi Bandung dalam dua sektor, yaitu Bandung Utara serta Bandung Selatan. Lalu, sekutu meminta masyarakat Indonesia untuk meninggalkan Bandung Utara. Kondisi di kota Bandung jadi semakin genting. Situasi kota ini jadi mencekam serta dipenuhi orang -orang yang panik. Para pejuang juga bingung dalam mengikuti instruksi yang berbeda dari pusat Jakarta serta Yogyakarta. Pada akhirnya, para pejuang Indonesia memutuskan untuk melancarkan serangan besar-besaran pada sekutu di tanggal 24 Maret 1946. Para pejuang Indonesia menyerang pos-pos sekutu. Mereka juga membakar semua isi kota Bandung Utara. Setelah berhasil membumihanguskan kota Bandung Utara, barulah mereka pergi mengundurkan diri dari Bandung Utara. Aksi ini dilakukan oleh orang selama 7 jam. Keadaan Bandung yang dipenuhi dengan kobaran api laksana lautan inilah yang membuat peristiwa tersebut dijuluki dengan sebutan Bandung Lautan Api. Tujuan Membakar Bandung Para pejuang Indonesia membumihanguskan kota Bandung dan lalu meninggalkannya dengan alasan tertentu. alasan terbesar yaitu untuk mencegah tentara Sekutu serta tentara NICA Belanda dalam memakai kota Bandung sebagai markas strategis militer mereka dalam Perang Kemerdekaan Indonesia. Musyawarah Madjelis Persatoean Perdjoangan Priangan MP3 Operasi pembakaran Bandung ini dikatakan sebagai operasi “bumihangus”. Keputusan untuk membumihanguskan kota Bandung diambil lewat musyawarah Madjelis Persatoean Perdjoangan Priangan MP3, yang dilakukan di depan seluruh kekuatan perjuangan pihak Republik Indonesia, tanggal 23 Maret 1946. Hasil musyawarah itu lalu diumumkan oleh Kolonel Abdoel Haris Nasoetion sebagai Komandan Divisi III TRI. Ia juga memerintahkan evakuasi Kota Bandung. Lalu, hari itu juga, rombongan besar masyarakat Bandung mengalir. Pembakaran kota berlangsung malam hari sambil para penduduknya pergi meninggalkan Bandung. Dengan terbakarnya kota Bandung, maka sekutu tidak bisa memakai Bandung sebagai markas strategis militer. Operasi bumi hangus ini membuat asap hitam mengepul tinggi menyelimuti kota Bandung. Semua listrik turut padam. Di dalam kondisi genting ini, tentara Inggris juga menyerang sehingga pertempuran sengit tidak terhindarkan. Pertempuran terbesar berlangsung di Desa Dayeuhkolot, sebelah selatan Bandung. Di tempat inilah adanya gudang amunisi besar milik Tentara Sekutu. Rupanya, pejuang Indonesia Muhammad Toha serta Ramdan, dua anggota milisi BRI Barisan Rakjat Indonesia memperoleh misi penghancurkan gudang amunisi itu. Muhammad Toha berhasil meledakkan gudang senjata itu dengan dinamit. Walau demikian, kedua milisi itu turut terbakar di dalam gudang besar yang diledakkannya itu. Awalnya, staf pemerintahan kota Bandung merencanakan untuk tetap berada di dalam kota. Akan tetapi, untuk keselamatan mereka, maka pukul itu, mereka juga turut dalam rombongan yang dievakuasi dari Bandung. Mulai sejak saat itu, sekitar pukul Bandung kosong dari masyarakat serta TRI. Sementara, api masihlah membubung membakar kota, hingga Bandung menjadi lautan api. Strategi operasi bumihangus ini merupakan strategi yang tepat karena kekuatan TRI serta milisi rakyat memanglah tak sebanding dengan kekuatan pihak Sekutu serta NICA yang besar. Sesudah peristiwa Bandung Lautan Api tersebut, lalu TRI bersama dengan milisi rakyat melakukan perlawanan dari luar Bandung lewat cara bergerilya. Asal Julukan Bandung Lautan Api Istilah atau sebutan ‘Bandung Lautan Api’ pada peristiwa ini muncul di harian Suara Merdeka pada tanggal 26 Maret 1946. Ketika peristiwa pembakaran itu terjadi, seorang wartawan muda, Atje Bastaman, menyaksikannya dari bukit Gunung Leutik di sekitar Pameungpeuk, Garut. Dari puncak tersebut, Atje Bastaman melihat Bandung memerah mulai dari Cicadas sampai ke Cimindi. Karena itu, begitu ia tiba di Tasikmalaya, Atje Bastaman dengan penuh semangat segera menuliskan berita mengenai peristiwa ini serta memberinya judul “Bandoeng Djadi Laoetan Api”. Akan tetapi, kurangnya ruang untuk tulisan judulnya membuat ia harus membuat judulnya jadi lebih pendek, yaitu menjadi “Bandoeng Laoetan Api”. Fakta Tentang Bandung Lautan Api monumen peristiwa bandung lautan api. gambar via Dari peristiwa Bandung Lautan Api tersebut, ada beberapa fakta menarik yang harus kamu ketahui. Berikut ini adalah beberapa faktanya 1. Politik “Bumi Hangus†Pada Peristiwa Bandung Lautan Api Pada detik-detik peristiwa Bandung Lautan Api berlangsung, sekutu yang terdiri atas tentara Inggris serta NICA Belanda melakukan ultimatum pada rakyat Bandung untuk segera meninggalkan Bandung serta sekitarnya agar Kota Bandung bisa dipakai sebagai markas strategi perang melawan Kemerdekaan. Rakyat pada saat itu tak rela kota mereka digunakan oleh musuh untuk melawan kemerdekaan. Oleh karenanya, TRI merumuskan strategi agar rakyat meninggalkan Kota Bandung dalam kondisi Bandung terbakar seluruhnya. Rakyat harus merelakan rumahnya terbakar agar tak diduduki oleh sekutu. 2. A. H. Nasution, Otak di Balik Politik “Bumi Hangus†Nama pahlawan yang sering menjadi nama jalan raya di seluruh Indonesia ini memanglah sudah tak asing lagi di dengar. Pada masanya, beliau adalah Komandan Divisi III atau saat ini bernama Kodam III Siliwangi. Beliau merupakan penggagas sekaligus orang yang memberi komando agar masyarakat meninggalkan Bandung dengan segera. 3. Peristiwa Terjadi Selama 7 Jam Pembumihangusan Bandung Lautan Api berlangsung selama 7 jam. Tak ada sumber pasti yang mengatakan jam dimulainya peristiwa itu. Tetapi yang pasti, peristiwa itu berlangsung saat malam hari, sampai pukul pun peristiwa pembumihangusan ini masihlah terjadi. 4. Masyarakat Merelakan Tempat Tinggalnya Dibakar Sebelum peristiwa pembumihangusan berlangsung, sebanyak jiwa yang tinggal di Kota Bandung serta sekitarnya meninggalkan Kota Bandung menuju daerah pegunungan di Selatan. 5. Dua Pemuda Misterius di Balik Peristiwa Bandung Lautan Api Orang Bandung tentu pernah mendengar nama jalan Mohamad Toha, atau mungkin saja pernah mendengar nama jalan Mohamad Ramdan. Keduanya adalah nama pahlawan asli dari Bandung yang menjadi ‘man of the match’ pada peristiwa Bandung Lautan Api. Menurut beragam sumber sejarah, Mohamad Toha adalah pemuda yang membawa dinamit untuk meledakkan gudang senjata yang saat itu dijaga tentara Jepang. Beberapa sumber juga menyebutkan kalau menjelang meledaknya gudang senjata di Dayeuhkolot, ada dua pemuda yang hilang, yaitu Mohamad Toha serta Mohamad Ramdan. Pada akhirnya, diketahui kalau Mohamad Ramdan memanglah gugur dalam pertempuran. Sesudah peristiwa Bandung Lautan Api, jenazahnya diserahkan pada ibunya. Tetapi, Mohamad Toha sendiri tak diketahui di mana jenazahnya. 6. Asal Mula Istilah “Peristiwa Bandung Lautan Api†Arti “Bandung Lautan Api†muncul dari dua orang yang cukup berperan strategis. Yang pertama yaitu Rukana, Komandan Polisi Militer di Bandung. Ketika itu, berdasar pada pengakuan A. H. Nasution, ia berbincang dengan Sutan Syahrir serta Rukana. Muncullah pendapat dari Rukana, “Mari kita bikin Bandung Selatan jadi lautan Selain dilontarkan oleh Rukana, kata “Bandung Lautan Api†juga nampak dari seseorang wartawan harian Suara Merdeka, Atje Bastaman, yang melihat pembakaran Bandung dari sebuah bukit di Pameungpeuk, melihat Bandung sangat memerah dari Cicadas sampai Cimindi. Sesudah tiba di Tasikmalaya, Atje bersemangat menulis berita serta memberi judul tulisannya dengan “Bandoeng Djadi Laoetan Apiâ€. Karena kurangnya ruang untuk tulisan judulnya, maka judulnya diperpendek jadi “Bandoeng Laoetan Apiâ€. 7. Pencipta Lagu “Halo-halo Bandung†yang Misterius Lagu nasional yang satu ini memanglah lahir setelah peristiwa Bandung Lautan Api. Tetapi pencipta lagu Halo-halo Bandung tak pernah benar-benar diketahui siapa orangnya. Bila pernah menemukan nama Ismail Marzuki sebagai penciptanya, kamu masihlah belum tepat karena beliau hanya seorang penggubah, bukanlah pencipta dari lagu itu. Baca Juga 5 Peninggalan Sejarah Yang Dimiliki Bangsa Indonesia Sejarah Api Pidato Sukarno dan Air Mata Proklamasi Sejarah Burung Garuda Sebagai Lambang Negara
Todos os artistas ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVXYZ0/9MúsicasTop músicasTop clipesEstilos musicaisPlaylistsArtistasTop artistasArtistas em destaqueServiçosProduza suas músicasDivulgue com o Palco MP3Sobre o siteBlog do Palco MP3Entre em contatoAnuncie no Palco MP3Termos de usoPolítica de privacidadeEnviar FeedbackDivulgue sua músicaSão mais de 137 mil artistas, 1 milhão de músicas e mais de 7 bilhões de downloadsCadastre sua bandaAplicativosDisponível no Google PlayBaixar na App StoreBaixe na MicrosoftSiga o Palco MP3FacebookInstagramYouTubeTwitterTikTokBlogSobre o siteBlog do Palco MP3Entre em contatoAnuncie no Palco MP3Termos de usoPolítica de privacidadeEnviar FeedbackMais música em Club1° lugar como aplicativo de música mais baixado do BrasilStudio SolFeito com amor em Belo Horizonte © 2003 - 2023, Palco MP3, música independente divulgada de verdadeMais música em ClubConformidade dos direitos autorais por ACRCloud
Sejarah Bandung Lautan Api – Tahukah kamu Peristiwa Bandung Lautan Api terjadi pada tanggal 23 Maret 1946. Ketika itu kondisi pertahanan dan keamanan setelah Indonesia merdeka belum Kembali stabil. Pada beberapa daerah terjadi pertempuran memperebutkan kembali wilayah kekuasaan sekutu. Saat itu penduduk yang tinggal di Bandung kemudian diungsikan, sementara bangunan-bangunan penting dan rumah dibakar. Kemudian peristiwa ini disebut juga sebagai Bandung Lautan Api. Pembakaran rumah serta bangunan ini sendiri dilakukan untuk mencegah sekutu serta tentara NICA Belanda menggunakan kota Bandung sebagai markas militer. Monumen Bandung Lautan Api sendiri berada di lapangan Tegallega, Bandung. Monumen yang dibangun untuk mengenang peristiwa bersejarah perjuangan rakyat dalam mempertahankan kemerdekaan. Penyebab Terjadinya Bandung Lautan Api sendiri bermula pada kedatangan sekutu dan NICA di Indonesia yang terjadi setelah Jepang menyerah kepada sekutu. Pada 16 Agustus 1945 saat rombongan dari perwakilan sekutu sedang berada di Tanjung Priok, Jakarta, Rombongan ini dipimpin oleh Laksamana Muda Patterson. Pasukan yang pada awalnya menjadi sekutu ini disambut baik oleh masyarakat. Namun dengan kemunculan NICA yang kemudian membuat Indonesia curiga. NICA yang memberikan senjata kepada bekas anggota Koninklijk Nederlands Indisch Leger KNIL. Satuan KNIL ini kemudian dibebaskan oleh Jepang dan bergabung dengan NICA. Penyebab terjadinya peristiwa ini sendiri dimulai pada 12 Oktober 1945. Mengutip dari Brigade MacDonald yang datang bersamaan dengan pasukan sekutu. Ketika itu sekutu meminta senjata api yang dimiliki penduduk untuk diserahkan, kecuali kepada Polisi dan Tentara Keamanan Rakyat TKR. Orang-orang Belanda di kamp tahanan yang baru saja dikeluarkan mengacaukan keamanan hingga akhirnya terjadi bentrokan antara sekutu dan TKR. Tanggal 24 November 1945, TKR kemudian mulai menyerang markas sekutu di Bandung bagian utara. Serangan ini sendiri dilakukan di Hotel Homan dan Hotel Preanger. Selain di Bandung, aksi serupa juga terjadi di Surabaya, Manado, Sukabumi, Medan, Ambarawa dan Biak. Sejarah Peristiwa Bandung Lautan ApiTokoh Bandung Lautan ApiMengenang 10 Titik Stilasi dalam Peristiwa Bandung Lautan ApiJalan Ir H. Juanda – Sultan AgungJalan BragaJalan Asia-AfrikaJalan SimpangSD Dewi SartikaJalan CiguriangPersimpangan Lengkong TengahJalan Jembatan BaruJalan AsmiGereja GloriaBuku-Buku TerkaitAncaman di Bandung UtaraJejak Soekarno di BandungBandung Culinary & Nongkrong RecommendedKategori Biografi Pahlawan IndonesiaMateri TerkaitBuku Terkait Sejarah IndonesiaMateri Terkait Sejarah Indonesia Sumber Pasukan Inggris bagian dari Brigade MacDonald yang tiba di Bandung pada tanggal 12 Oktober 1945, dan dari semula sudah bersitegang dengan pemerintah RI. Mereka kemudian menuntut agar semua senjata api yang ada di tangan penduduk, kecuali TKR, diserahkan kepadanya. Orang-orang Belanda yang baru saja dibebaskan dari kamp tawanan kemudian mulai melakukan tindakan-tindakan yang mengganggu keamanan. Akibatnya, bentrokan bersenjata kemudian di antara Inggris dan TKR. Malam tanggal 21 November 1945, TKR serta badan-badan perjuangan melancarkan serangan kepada kedudukan-kedudukan Inggris bagian utara, termasuk di Hotel Homann serta Hotel Preanger yang mereka gunakan sebagai markas. Tiga hari setelahnya MacDonald kemudian menyampaikan ultimatum pada Gubernur Jawa Barat agar Bandung Utara segera dikosongkan oleh penduduk Indonesia, termasuk dari pasukan bersenjata. Ultimatum Tentara Sekutu agar Tentara Republik Indonesia TRI sebagai sebutan bagi TNI pada saat itu untuk meninggalkan kota Bandung kemudian mendorong TRI dalam melakukan operasi “bumi-hangus”. Para pejuang pihak Republik Indonesia tidak rela jika Kota Bandung kemudian dimanfaatkan oleh pihak Sekutu serta NICA. Keputusan ini sendiri diambil untuk membumihanguskan Bandung melalui musyawarah Madjelis Persatoean Perdjoangan Priangan MP3 di hadapan semua kekuatan perjuangan pihak RI, hingga akhirnya pada tanggal 23 Maret 1946 Kolonel Abdoel Haris Nasoetion sebagai Komandan Divisi III TRI mengumumkan hasil musyawarah ini dan memerintahkan evakuasi Kota Bandung. Pada hari yang sama rombongan besar penduduk Bandung kemudian mengalir panjang meninggalkan kota Bandung dan malam itu pembakaran kota tersebut segera berlangsung. Bandung yang pada saat itu sengaja dibakar oleh TRI serta rakyat setempat dengan maksud agar Sekutu tidak menggunakan Bandung sebagai markas strategis militer. Di mana-mana asap hitam mengepul membubung tinggi hingga semua listrik mati. Tentara Inggris kemudian mulai menyerang sehingga pertempuran sengit terjadi. Pertempuran terbesar ini terjadi di Desa Dayeuhkolot, sebelah selatan Bandung, di mana terdapat sebuah Gudang dengan amunisi besar milik Tentara Sekutu. Dalam pertempuran ini Ramdan dan Muhammad Toha sebagai dua anggota milisi BRI Barisan Rakjat Indonesia terjun dalam suatu misi untuk menghancurkan gudang amunisi tersebut. Muhammad Toha yang meledakkan gudang tersebut dengan dinamit. Gudang ini kemudian terbakar dan meledak bersamaan dengan kedua milisi tersebut di dalamnya. Staf pemerintah kota Bandung kemudian tetap tinggal di dalam kota, demi menjaga keselamatan mereka, maka pada pukul itu juga ia turut serta dalam rombongan yang mengevakuasi dari Bandung. Sejak saat itu, kurang lebih pukul Bandung Selatan telah dikosongkan dari penduduk dan TRI. Tetapi api masih membubung membakar kota, sehingga Bandung pun menjadi lautan api. Pembumi-hangusan Bandung ini dianggap sebagai strategi yang tepat dalam Perang Kemerdekaan Indonesia karena kekuatan TRI serta milisi rakyat tidak sebanding jika dibandingkan dengan kekuatan pihak Sekutu dan NICA yang berjumlah besar. Setelah peristiwa ini berlangsung TRI bersama milisi rakyat kemudian melakukan perlawanan secara gerilya dari luar Bandung. Peristiwa ini mengilhami diciptakannya lagu Halo, Halo Bandung yang nama penciptanya masih menjadi bahan perdebatan. Beberapa tahun setelahnya lagu “Halo, Halo Bandung” secara resmi ditulis dan menjadi kenangan akan emosi yang para pejuang kemerdekaan Republik Indonesia alami saat itu, menunggu untuk kembali ke kota tercinta mereka yang telah menjadi lautan api. Tokoh Bandung Lautan Api Sumber Peristiwa Bandung Lautan Api BLA sebagai suatu peristiwa kebakaran besar yang terjadi di kota Bandung, provinsi Jawa Barat, Indonesia yang terjadi pada tanggal 23 Maret 1946 pukul tujuh jam, dimana sekitar penduduk Bandung membakar rumahnya serta meninggalkan kota menuju pegunungan di daerah selatan. Hal ini sendiri dilakukan guna mencegah tentara Sekutu serta tentara NICA Belanda dalam menggunakan kota Bandung sebagai markas strategis militer dalam rangka Perang Kemerdekaan Indonesia. Istilah Bandung Lautan Api kemudian digunakan sebagai istilah yang terkenal setelah peristiwa pembumihangusan ini terjadi. Jenderal Nasution yang berperan sebagai Jenderal TRI dalam pertemuan di Regentsweg kini sebagai Jalan Dewi Sartika, setelah kembali dari pertemuannya dengan Sutan Sjahrir di Jakarta, kemudian memutuskan strategi terhadap Kota Bandung usai menerima ultimatum dari Inggris tersebut. Peristiwa Bandung Lautan Api sendiri menjadi inspirasi Ismail Marzuki untuk menciptakan lagu Halo-Halo Bandung. Lagu yang menggambarkan bagaimana semangat perjuangan masyarakat dalam peristiwa tersebut. Berikut di bawah ini adalah tokoh-tokoh penting peristiwa Bandung Lautan Api. Kolonel Abdul Haris Nasution sebagai komandan divisi III kemudian menyampaikan musyawarah yang dilakukan pada 23 Maret 1946, juga memberi perintah dalam mengungsikan masyarakat Kota Bandung. Mohammad Toha sebagai komandan pejuang dalam Bandung Lautan Api. Ia diberikan misi untuk menghancurkan amunisi serta senjata milik sekutu, di gudang senjata. Sutan Sjahrir dan Abdul Haris Nasution yang melakukan rencana membumihanguskan kota Bandung. Atje Bastaman sebagai wartawan muda yang menuliskan koran Suara Merdeka. Ade sendiri menuliskan peristiwa bersejarah ini untuk liputannya. Mayor Rukana Mayor Rukana sebagai komandan polisi militer di kota Bandung. Ialah yang mencetuskan ide membakar kota Bandung untuk menyelamatkan wilayah dari kekuasaan sekutu. Mengenang 10 Titik Stilasi dalam Peristiwa Bandung Lautan Api Peristiwa Bandung Lautan Api yang terjadi pada 76 tahun silam atau 24 Maret 1946 merupakan momen penting bagi rakyat Indonesia, khususnya masyarakat Kota Bandung. Saat-saat tersebut masyarakatnya memilih membumihanguskan rumahnya dibanding menyerahkannya kepada militer sekutu guna mempertahankan bumi Sunda. Sebagai bentuk penghormatan kepada perjuangan para pahlawan serta Warga Bandung, dibuatlah monumen Bandung Lautan Api BLA yang berlokasi di Lapangan Tegallega. Selain itu, Kota Bandung juga memiliki 10 stilasi atau bukti yang tersebar di 10 titik. Sumber Stilasi-stilasi ini sendiri digunakan sebagai penanda tempat pertama kalinya pembacaan teks proklamasi oleh rakyat Bandung. Lokasi peristiwa terjadinya perobekan bendera Belanda atau markas para pejuang Bandung Lautan Api. Berikut ini adalah 10 stilasi Bandung Lautan Api. Jalan Ir H. Juanda – Sultan Agung Stilasi ini berada di depan gedung bekas kantor berita Jepang, Domei yang telah ada sejak tahun 1937. Menurut catatan sejarah, di kantor berita inilah kemudian untuk pertama kalinya teks proklamasi dibacakan oleh rakyat Bandung. Kali ini bangunan ini adalah Kantor Bank BTPN. Jalan Braga Stilasi 2 ini berada persimpangan Jalan Braga serta Jalan Naripan yang terletak di gedung Bank Jabar dahulunya bernama Gedung Denis. Di gedung ini, pada Oktober 1945, pejuang Bandung Moeljono serta E. Karmas merobek bendera Belanda. Jalan Asia-Afrika Stilasi 3 berada di depan Gedung Asuransi Jiwasraya di Jalan Asia-Afrika atau tepatnya berada di seberang Masjid Raya Jawa Barat. Dulunya, gedung ini digunakan sebagai markas resimen 8 yang dibangun pada tahun 1922. Jalan Simpang Stilasi 4 ini berada pada sebuah rumah yang terletak di Jalan Simpang. Di tempat inilah dilakukannya perumusan keputusan pembumihangusan kota Bandung. Perintah meninggalkan kota Bandung sendiri kemudian dikomandoi dari rumah ini. Rumah tersebut kini dijadikan sebagai tempat tinggal dan masih sama dengan bentuk aslinya. SD Dewi Sartika Stilasi 5 tidak berada jauh dari Jalan Otto Iskandardinata – Jalan Kautamaan Istri. Tepatnya berada di depan SD Dewi Sartika. Jalan Ciguriang Stilasi 6 terletak di Jalan Ciguriang sebelah pusat perbelanjaan Yogya Kepatihan. Stilasi 6 ini terletak di dalam sebuah rumah yang juga difungsikan sebagai markas komando Divisi III Siliwangi pimpinan kol. Nasution. Persimpangan Lengkong Tengah Lengkong Dalam Stilasi ini kemudian berada di persimpangan Jalan Lengkong Tengah serta Jalan Lengkong Dalam, tepatnya berada belakang kampus Unpas. Tempat ini kemudian menjadi tempat bermukimnya masyarakat Indo – Belanda. Jalan Jembatan Baru Stilasi ke 8 selanjutnya berada di Jalan Jembatan baru yang digunakan sebagai salah satu garis pertahanan pejuang saat terjadinya pertempuran Lengkong. Jalan Asmi Stilasi 9 berada di SD ASMI, tepat di depan Jalan Asmi. Bangunan utama Gedung ini tidak mengalami banyak perubahan. Tempat ini kemudian digunakan sebagai markas pemuda pejuang, PESINDO dan BBRI sebelum kemudian terjadilah peristiwa Bandung Lautan Api. Gereja Gloria Stilasi berikutnya berada di depan sebuah gereja yang terletak di jalan ini. Gereja ini bernama Gloria, dulunya digunakan sebagai gedung pemancar NIROM yang berfungsi untuk menyebarluaskan proklamasi kemerdekaan ke seluruh Indonesia dan dunia. Di seberang stilasi inilah, di Taman Tegallega, sebuah tugu kokoh bernama tugu Bandung Lautan Api didirikan. Buku-Buku Terkait Ancaman di Bandung Utara Kawasan Bandung Utara KBU membentang dari perbukitan Punclut, Kawasan Dago Resort sekarang hingga dari Lembang Cibodas. Kawasan Bandung Utara seharusnya menjadi wilayah yang dikembangkan sebagai Kawasan Lindung atau Kawasan Konservasi berlandaskan pada kebijakan pemerintah Provinsi dan Kabupaten yaitu pada Surat Keputusan Gubernur No. 181 Tahun 1982 tentang Peruntukan Lahan Di Wilayah Inti Bandung Raya Bagian Utara ditetapkan sebagai Hutan Lindung, Pertanian Tanaman Keras, dan Pertanian Non Tanaman Keras. Jejak Soekarno di Bandung Di Bandunglah Soekarno mulai menabuh genderang perang melawan pemerintah kolonial Belanda; perjuangan yang membawanya ke sel Penjara Banceuy dan Sukamiskin, sebelum akhirnya dibuang jauh ke Ende, Flores. Di Bandung pula Soekarno menemukan cinta sejatinya yang pertama pada diri Inggit Garnasih. Tanpa dukungan sepenuh hati dari perempuan yang ia juluki sebagai “Drupadi” ini, Soekarno mungkin tak akan mampu bertahan menghadapi berbagai kesulitan dalam perjuangan menuju Indonesia merdeka. Bandung Culinary & Nongkrong Recommended Kota Bandung sudah terkenal dengan destinasi alamnya yang cantik sehingga menjadi daya tarik sendiri bagi para wisatawan yang berkunjung ke kota kembang ini. Tidak ketinggalan juga aneka wisata kulinernya yang tidak boleh dilewatkan, karena tak lengkap rasanya jika tidak mencicipi aneka sajian kuliner yang ada disini. Terdapat 50 tempat kuliner pilihan dihadirkan di dalam buku ini. Dimulai dari jajanan yang legendaris, hits hingga yang kekinian. Beraneka ragam jenis tempat makan yang dibahas dalam buku ini mulai dari kedai, warung kopi, cafe dan juga restoran. Demikian ulasan terkait peristiwa Bandung Lautan Api. Grameds bisa mendapatkan buku-buku terkait Bandung di Sebagai SahabatTanpaBatas Garmedia selalu memberikan produk terbaik untuk Grameds. Penulis Sofyan Baca juga Kategori Biografi Pahlawan Indonesia Buku Autobiografi Buku Biografi Ir. Soekarno Buku Biografi Jackma Buku Biografi Jokowi Buku Orang Sukses Materi Terkait Biografi RA Kartini Biografi Cut Nyak Dien Biografi Gus Dur Biografi Ki Hajar Dewantara Biografi Pattimura Biografi Ir. Soekarno Biografi WR Supratman Biografi Jendral Soedirman ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien
TANGGAL 24 Maret adalah hari paling bersejarah bagi warga Kota Bandung. Pada hari itu, 72 tahun lalu atau tepatnya 24 Maret 1946, warga Kota Bandung rela mengorbankan harta benda, jiwa, dan raga demi Indonesia. Penduduk kota berjuluk Parijs van Java mengikhlaskan tempat tinggal mereka dibumihanguskan agar tak dikuasai penjajah heroik yang tercatat oleh tinta emas revolusi kemerdekaan Indonesia itu, dikenang sampai saat ini. Setiap tahun peristiwa yang dikenal dengan sebutan Bandung Lautan Api BLA itu diperingati dengan berbagai cara. Biasanya, Pemkot Bandung menggelar pawai obor dengan rute, Tugu BLA di Taman Tegallega ke Balaikota Bandung, Jalan Waskancana lalu kembali lagi ke Taman heroik Bandung Lautan Api tercatat dalam beberapa versi. Dalam Wikipedia, peristiwa itu bermula dari kedatangan pasukan Inggris bagian dari Brigade MacDonald pada 12 Oktober 1945. Pasukan Sekutu Brigade MacDonald itu menuntut agar semua senjata api di tangan penduduk, kecuali TRI dan polisi, diserahkan kepada Belanda yang baru dibebaskan dari kamp tawanan Jepang mulai melakukan tindakan mengganggu keamanan dan kenyamanan penduduk. Akibatnya, bentrokan bersenjata antara Inggris dan TRI tidak dapat dihindari. Malam pada 21 Oktober 1945, TKR dan badan-badan perjuangan melancarkan serangan terhadap markas-markas pasukan Inggris di Bandung utara, termasuk Hotel Homann da Preanger. Tiga hari kemudian, MacDonald menyampaikan ultimatum kepada Gubernur Jawa Barat agar Bandung utara dikosongkan oleh penduduk, termasuk pasukan bersenjata. Ultimatum Tentara Sekutu agar TRI bersama penduduk meninggalkan Kota Bandung. Ultimatum ini mendorong TRI untuk melakukan operasi “bumi hangus”. Para pejuang tak rela menyerahkan Kota Bandung dan dimanfaatkan Sekutu dan tentara NICA Belanda. Keputusan untuk membumihanguskan Bandung diambil melalui musyawarah Madjelis Persatoean Perjoeangan Prijangan MP3 di hadapan semua kekuatan perjuangan pada 23 Maret Divisi III TRI Kolonel Abdul Haris AH Nasution mengumumkan hasil musyawarah tersebut dan memerintahkan evakuasi Kota Bandung. Hari itu juga, penduduk Bandung mengalir panjang meninggalkan Kota Bandung. Malam hari, pembakaran kota berlangsung yang dilakukan para Bandung sengaja dibumihanguskan oleh TRI dan rakyat agar tentara Sekutu dan NICA tidak dapat menggunakan Bandung sebagai markas strategis militer mereka. Saat bumi hangus terjadi, api berkobar di seluruh penjuru dan pelosok kota. Di mana-mana mengepul asap hitam membubung tinggi ke udara. Aliran listrik pun padam. Api membubung membakar kota, sehingga Bandung pun menjadi lautan Inggris mulai menyerang kantong-kantong pertahanan TRI sehingga pertempuran sengit terjadi. Pertempuran paling besar terjadi di Desa Dayeuhkolot, selatan Kota Bandung. Di sini terdapat gudang amunisi milik Jepang yang dikuasai tentara Sekutu. Dalam pertempuran ini, Mohammad Toha dan Ramdhan, dua anggota milisi Barisan Rakjat Indonesia BRI nekat menghancurkan gudang amunisi tersebut. Muhammad Toha dan Ramdhan berhasil meledakkan gudang amunisi dengan dinamit dan keduanya pemerintahan kota Bandung pada mulanya akan tetap tinggal di dalam kota, tetapi demi keselamatan, maka sekitar pukul WIB itu, mereka juga ikut mengungsi meninggalkan Bandung. Sejak saat itu, kurang lebih pukul WIB, Bandung telah kosong dari penduduk dan para itu, versi lain mencatat, peristiwa Bandung Lautan Api bermula dari Perdana Menteri Syahrir mengikuti ultimatum pemerintah kolonial Belanda yang memerintahkan seluruh warga Kota Bandung, khususnya pasukan bersenjata, meninggalkan Bandung selatan paling lambat 24 Maret 1946 pukul Divisi III TRI AH Nasution mencoba kembali bernegosiasi dengan Komandan Divisi Hindia Belanda ke-23 Jenderal Hawtorn. AH Nasution meminta agar Belanda memundurkan batas waktu pengosongan Bandung dari lascar bersenjata. Namun permintaan Nasution itu tak digubris oleh Jenderal Merdeka terbitan 25 Maret 1946 menulis,"Tadi malam tanggal 24 Maret, api besar terlihat di enam titik. Pagi ini pesawat pengintai RAF melaporkan bahwa seluruh kawasan selatan Bandung diselimuti asap tebal yang mempesulit pengamatan. Terdengar ledakan-ledakan yang mengindikasikan taktik bumi hangus masih dilakukan di wilayah tersebut. Pagi ini, kobaran api masih terlihat di dekat stasiun kereta api dan banyak kampung." Sedangkan cerita lebih detail tentang peristiwa Bandung Lautan Api tertuang dalam buku Bandung Awal Revolusi, 1945-1946 Bandung In The Early Revolution, 1945-1946, NY Cornell Modern Indonesia Project, Southeast Asia Programme terbitan 1964 karya John RW Smail, akademisi lulusan Harvard University bidang Sejarah Inggris mengulas kejadian tersebut. John mengutip sejumlah dokumen sejarah termasuk Koran Merdeka, yang terbit saat peristiwa bersejarah itu menulis, keputusan membumihanguskan Bandung dibuat oleh Kepala Seksi Militer MP3 Sutoko dan Komanan Resimen ke-8 Kota Omon Abdurahman pada 24 Maret 1946 siang. Belakangan, Nasution sebagai pejabat militer menyetujui keputusan itu. "Perintah disampaikan lewat unit militer MP3 kepada para pemuda. Dinamit disalurkan dan tanggung jawab dibagi. Pada malam harinya, rencana menghancurkan kota telah siap dijalankan," kata John dalam 24 Maret 1946 sekitar pukul WIB, Wali Kota Bandung saat itu, mengumumkan kepada masyarakat lewat siaran radio terkait keputusan pemerintah pusat yang mengikuti ultimatum Belanda. Saat itu, pemerintahan kota menyatakan akan tetap bertahan di Bandung. Namun, sekitar pukul WIB, Komandan Divisi III/Siliwangi mengirim pesat agar pemerintahan kota juga harus meninggalkan Kota Bandung sebelum pukul karena seluruh kota akan itu dengan cepat tersebar ke seluruh pelosok kota pada petang hari. Setelah hujan lebat reda menjadi gerimis sekitar pukul WIB, penduduk Kota Bandung mulai bergerak ke luar kota di sepanjang tiga jalan utama ke arah barat daya, selatan dan tenggarara. Jalanan dipenuhi pemandangan eksodus pengungsi warga Kota Bandung."Setelah pengungsi berjalan cukup jauh, suara ledakan dinamit terdengar susul menyusul. Api yang disulut para pemuda menyebar ke seluruh kota, sebelah selatan rel kereta api. Suasana malam hari dalam kondisi revolusi menyebabkan api terlihat lebih menakutkan. Bandung seolah menjadi lautan api dan gambaran melekat kuat dalam benak penduduk pada 24 Maret 1946," ujar John.wib
bandung lautan api mp3